Senin, 10 Oktober 2011

Cara Perbaikan Lampu Sein Pada Mobil

Secara fisik, lampu sein terlihat kecil, terutama jika dibandingkan dengan besarnya bodi mobil. Meski hanya mampu memancarkan cahaya, peranannya sangat penting. Selain sebagai penunjuk arah, juga buat keselamatan pengguna maupun yang lainnya.
Untuk itu, seperti halnya perangkat lain, lampu sein pun harus dijaga dan dirawat. Anda tentu tahu bahwa merawat jauh lebih baik daripada memperbaiki, minimal akan membantu menekan biaya. Bahkan, kalau perlu, tidak ada pengeluaran.Namun bagaimana bila sudah telanjur terjadi gejala tidak normal pada lampu sein tersebut? Sebelum membawa ke bengkel, ada baiknya Anda mencoba tip di bawah ini untuk memperbaikinya.
Pernahkah Anda disulitkan oleh lampu sein yang bekerja tidak normal? Sebut saja misalnya pancaran cahaya yang dikeluarkan lampu sein sebelah kiri dengan kanan tidak seirama. Padahal lampu bohlam tidak ada yang putus.
Sebenarnya prinsip kelistrikan mobil untuk lampu sein menggunakan keseimbangan arus. Sehingga jika ada beban atau lampu tidak mengambil arus sesuai dengan batasan relay maka arus yang mengalir ke indikator lebih besar.
Agar tidak terjadi hal tersebut di atas, langkah pertama adalah menyamakan beban lampu sein kiri dan kanan. Lampu bohlam harus disamakan besar watt-nya.
Apabila sudah sama semua watt lampu bohlamnya, lanjutkan dengan mencek kabel konektor ke lampu atau ke indikator lampu. Kemungkinan ada yang putus sehingga arus tidak sampai atau berkurang ke beban. Bahkan mungkin tersambung ke beban lain.
Langkah ketiga, apabila sein tidak seirama kedipnya antara sein kiri dan kanan bisa dikarenakan adanya lampu bohlam yang putus di salah satu sisi. Biasanya bila lampu bohlam putus, kedip sein di sisi yang searah menjadi lebih cepat.
Selanjutnya, apabila semua hal tersebut sudah dilakukan dan ternyata kerusakan belum bisa diatasi, atau lampu bohlam tidak ada yang putus, cobalah cek kabel massanya. Bisa juga ditambahkan ataupun diganti kabel massa tersebut.

"Semoga Bermanfaat"

Jumat, 19 Agustus 2011

Cara Merawat Ban/Roda Mobil

Merawat Ban Mobil Agar Awet/Tahan Lama


Merawat ban agar awet,suatu kewajiban bagi pengemudi mobil.Selain sebagai penghematan, merawat ban dengan benar juga bisa menjaga keselamatan pengemudi maupun penumpangnya.Tekanan udara ban yang tidak tepat,sangat berpengaruh pada keseimbangan dan stabilitas laju mobil.


Salah satunya yang harus diperhatikan :
  • Ban Bocor
Periksa pentil ban, apakah ada kebocoran atau tidak? Caranya cukup lepas tutup pentil,kemudian taruh air di atas lubang pentil. Apabila air menggelembung, bisa dipastikan pentil tersebut bocor. Bila bocor, keraskanlah pentil tersebut dengan memakai alat pengencang pentil yang ada di tutup pentil.Namun bila masih bocor, berartipentil tersebut rusak dan harus diganti dengan yang baru. Jangan lupa periksa juga permukaan ban luar, ada paku atau benda tajam yang tertancap atau tidak.
  • Ban Aus secara abnormal
Jika permukaan atau tread ban luar aus tidak rata, maka ban mudah tertusuk benda tajam dan rusak. Tekanan ban harus distel supaya sesuai beban pada mobil (bila perlu gnt ban dengan yang baru)
  • Ban berputar tak teratur
Periksa ban apakah berputar seimbang atau tidak? Dengan cara di sporring dan ballance, supaya tau ban berputar secara normal dan seimbang. Apabila tidak bisa di sporing atau ballance, bawa ke bengkel untuk diperiksa kaki2nya (understell) dan juag laker roda.
  • Tekanan Ban
Periksa secara rutin tekanan angin setiap kali mau mengendarai mobil, khususnya dalam jarak jauh. Samakan tekanan antara ban depan dan belakang.
  • Jarak Tempuh 
Setiap 10.000 km, keseimbangan dan kelurusan ban harus di cek. Selain jarak tempuh, suhu dan cuaca juga berpengaruh terhadap keawetan ban. Kondisi jalan yang panas pada musim kemarau menyebabkan usia ban lebih pendek dibandingkan pada musim hujan. Selain itu, cara mengendarai mobil juga bisa mempengaruhi keawetan ban tersebut. Cara memulai jalan dan pengereman mendadak berpengaruh besar pada keawetan ban tersebut.




Ban Cadangan juga perlu perawatan


Biarpun sudah memasuki tahun 2009, namun desain mobil sebenarnya tak jauh berbeda dibandingkan pada abad 19, soal lokasi roda cadangan. Beberapa SUV masih menempatkan roda ke5 ini di bagian belakang mobil yang menggantung seperti sanggul. Lihat saja Suzuki Grand Vitara, Honda CR-V hingga generasi kedua, lantas Ford Everest pun begitu. Supaya sanggul alias roda cadangan ini erat terangkul, ada beberapa hal perlu diperhatikan :
  • Beban
Roda cadangan menggantung di pintu, tentu memberikan beban tersendiri buat pintu belakang. Walau tentunya sudah dipersiapkan, seperti penggunaan engsel berbraket lebih kuat, kemudian tulangan pintu pun sudah disesuaikan beban yang diterimanya.

Namun, tak berarti peranti ini bebas perawtan, bukan? apalagi tak jarang pemilik SUV melakukan perjalan tak umum dilakukan pengendara mobil lain. Seperti berpetualang ke daerah dengan jalan tak rata. Efeknya ayunan mobil dan guncangan makin membebani pintu gantungan roda cadangan. Makanya, perlu sediakan waktu untuk merawta bagian buritan ini. Seperti memeriksa kekencangan baut engsel, seperti pada Ford Everest ini. lalu tak lupa juga kait pengunci pintunya.

  • Lubang kunci dijaga kebersihannya
  • Periksa kekencangan baut engselnya
  • Braket roda harus selalu rapat dengan pintu

Hal lain, memeriksa gantungan ban yang berada di pintu. Cukup perhatikan saja dari samping, lalu lihat dengan seksama di antara braket dan pintunya. Jika ada celah, berarti pengikat gantungan longgar. Untuk mempereat ikatanya, tentu bautnya perlu dikencangkan lagi. Nah, soal yang ini lebih baik dilakukan oleh mekanik, karena perlu membuka door trim di pintu sebelah dalam. Kalau merasa sanggup sih bisa saja kerjain sendiri.

Pada beberapa SUV, roda cadangan ini dilengkapi penutup yang disarungkan saja. Tetapi, seperti Ford Everest dan beberapa SUV lain, penutupnya dilengkapi pengunci di bawah. Otomatis, kunci ini rentan terkena cipratan dari ban. Sebaiknya, jangan lupa bersihkan bagian ini dan sesekali semprotkan cairan penetran pada lubang kuncinya, agar tidak mudah karatan di bagian dalamnya.